HOT STORY

Rabu, 10 November 2010

Ibu Tiri dan Ibu Kandung

Anak-anakku senang bermain peran. Suatu hari kami bermain peran putri Cinderella. Aku mengambil peran sebagai ibu tiri dan kuminta kedua anakku untuk memerankan saudara tiri Cinderella. Anak pertamaku menolak sementara anak keduaku tertawa senang dengan peran yang kuusulkan. Ketika kuperankan ibu tiri yang galak kedua anakku melihatku sambil tertawa terpingkal-pingkal…. (mungkin menurutnya aku cocok memerankan ibu tiri yang galak….). Setelah selesai memerankan ibu tiri yang galak….aku mulai bertanya dalam hati, kenapa ya ibu tiri selalu digambarkan sebagai ibu yang galak terhadap anak tirinya…. Sementara ibu kandung selalu digambarkan sebagai ibu yang penuh kasih kepada anak-anaknya….? Aku mencoba membayangkan, mencoba menelusurinya dan mencoba memahaminya.

Menurutku ibu tiri adalah sosok ibu yang merawat anak yang tidak dikandungnya. Ia membesarkan anak tirinya karena disebabkan oleh beberapa hal, seperti karena perkawinannya yang belum juga mempunyai keturunan sehingga mencoba untuk mengambil anak untuk diasuh menjadi anaknya, bisa juga karena seorang wanita yang menikah dengan lelaki yang telah memiliki anak dari perkawinan sebelumnya atau mungkin juga disebabkan berbagai alasan lainnya. Ketika seorang wanita mejadi ibu, tentu berbagai tugas dan tanggung jawab wajib ia jalankan. Ketika fajar mulai menyingsing dan si anak mulai bangun, dengan mata yang masih mengantuk, ibu tiri harus membuatkan susu, memandikannya, menyiapkan sarapan, menyuapinya, mengajaknya menghirup udara pagi dan macam-macam lagi yang harus ia kerjakan hingga malam hari bahkan hingga tengah malam sekalipun, tidurnya terganggu sekedar memastikan bahwa si anak nyaman dalam mimpinya. Berbagai hal harus ia kerjakan sehingga waktu, pikiran dan tenaganya tersita untuk hal-hal baru yang tiba-tiba saja harus ia lakukan.  Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini dan ketidak siapan mental, tentu akan berdampak ke psikologis ibu tiri. Luapan emosi terkadang muncul, bukan hanya mulut yang bicara tak jarang tanganpun bermain di badan anak tirinya. Hal ini menyebabkan si anak tiri merasa tak nyaman dan  membuatnya melakukan sesuatu untuk menarik perhatian ibu tirinya. Tingkah untuk menarik perhatian ibu tiri mungkin tidak berhasil, sebaliknya bahkan bisa saja menambah emosi ibu tirinya…. Ya itulah yang mungkin terjadi sehingga kita mengenal ibu tiri yang galak dan jahat. Tapi coba bayangkan kalau si ibu tiri ini dapat melakukan semuanya dengan tulus, dengan keiklasannya tentu yang terjadi justru sebaliknya, ia akan menjadi ibu tiri yang penuh kasih kepada anak tirinya. Kurasa masih banyak wanita yang mempunyai ketulusan seperti ini dan aku sangat menghargai ketulusannya itu.

Berbeda dengan ibu tiri, ibu kandung adalah ibu yang mengandung anaknya, ia selalu membawa anaknya mulai dari benih hingga janin yang siap untuk dilahirkan dari perutnya. Sejak awal, ia menyadari ada kehidupan baru yang dititipkanNya untuk dirawat. Allah itu memang baik, Dia merencanakan sesuatu yang indah pada waktunya, Dia persiapkan si ibu selama 9 bulan sehingga si ibu siap menerima titipanNya dan  merasakan kebahagian yang luar biasa sehingga dapat mengasihi titipanNya itu. Menurutku Allah itu tidak hanya baik tetapi juga penuh pengertian, ketika Dia menitipkan kehidupan baru, Dia pun mencukupinya dengan kelimpahan rejeki sehingga rejeki itu dapat digunakan untuk merawat dan membesarkan titipanNya itu. Apakah semua ibu kandung merasakan hal ini? Akupun tak yakin…. Kurasa masih ada ibu kandung yang dengan berbagai alasan menolak kehadiran titipanNya itu dan bahkan menelantarkannya….

Lalu mana yang terbaik bagi anak, hidup bersama ibu tiri atau ibu kandung ya? Sepertinya semua tergantung ketulusan hati ibu dalam menjalani perannya dalam kehidupan di dunia ini….
Lho….  (tiba-tiba aku tersadar….)  sudahlah aku khan hanya bermain peran bersama anak-anakku kenapa aku jadi ngelantur kemana-mana ya…. ? he..he..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar